Tari Remo
Untuk Pertunjukan Seni Ludruk Jawa Timur
Tari Ngremo, disebut juga Tari Remo,
merupakan bagian utama dalam sebuah pementasan ludruk. Tari Remo atau Tari
Ngremo dijadikan sebagai pembuka dalam pementasan seni
pertunjukan tradisional ludruk, pertunjukan seni kuda lumping, dan
pagelaran seni wayang kulit. Tari Remo dapat ditarikan dengan gaya wanita
maupun gaya pria, baik ditampilkan secara bersama-sama ataupun bergantian.
Perkembangan tarian tradisional dari Jawa Timur ini
dipercaya berawal dari tahun 1930-an saat kesenian ludruk
berkembang pesat. Konon ceritanya, kata ‘beskalan’ berasal dari kata bakalan
yang pada masa lalu dipertunjukkan di jalanan layaknya pengamen. Pada mulanya
tari Beskalan dibawakan oleh laki-laki yang memakai baju perempuan. Namun kini
telah banyak perempuan yang mempertunjukkan kebolehan menari Ngremo.
Penelusuran
Sejarah Tari Ngremo
Tari Beskalan sebenarnya hampir serupa dengan Tari Ngremo.
Dan jenis Ngremo putri pun, termasuk gaya beskalan, banyak dikenal di berbagai wilayah
di Jawa Timur. Tari Beskalan ini kemudian berkembang menjadi cikal bakal tari
Ngremo modern seperti yang kita kenal saat ini.
Hendricus Supriyanto, salah satu seniman Jawa Timur, mencoba
menggali sejarah dan asal usul Tari Remo dengan mewawancarai narasumber yang
masih hidup sampai tahun 1988. Hendricus Supriyanto menyatakan bahwa ludruk
sebagai teater rakyat dimulai tahun 1907 oleh Pak Santik, warga yang tinggal di
Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Bermula dari kesenian ngamen yang berisi syair dan tabuhan
sederhana, Pak Santik berteman dengan Pak Pono dan Pak Amir berkeliling
mengamen dari desa ke desa. Pak Pono memakai pakaian wanita dan wajahnya dirias
coretan-coretan agar tampak lucu. Dari sinilah penonton menyebut pertunjukan
tersebut sebagai ‘Wong Lorek’. Karena variasi bahasa, maka kata Lorek berubah
menjadi Lerok.
Ciri
Khas Pakaian Penari Remo
Penari Remo menggunakan beberapa kostum, antara lain
sawonggalingan atau gaya Surabaya. Pakaian tari Remo gaya Surabaya terdiri dari
bagian atas hitam dengan model pakaian khas abad ke-18, ditambah celana beludru
hitam dengan hiasan emas dan kain batik di pinggang dengan hiasan sabuk dan
keris. Sedangkan di paha kanan terdapat selendang menggantung sampai mata kaki.
Tari Remo merupakan tarian sambutan selamat datang khas Jawa
Timur. Tari Ngremo menggambarkan karakter dinamis masyarakat Jawa Timur. Tari
ini merefleksikan sebagai gambaran keberanian seorang pangeran kerajaan. Tari
Remo juga menjadi bagian dari pembukaan seni pagelaran wayang kulit dan jaran
kepang (kuda lumping).
Tarian Ngremo diiringi dengan musik gamelan dalam suatu
gending. Instrumen gamelan terdiri dari saron, bonang, gender, gambang,
slentem, siter, ketuk, seruling, kempul, kenong, dan gong. Tari Remo
menggunakan musik irama slendro.Tari Ngremo biasanya menggunakan irama gending
jula-juli Suroboyo tropongan. Kadang-kadang diteruskan dengan lagu walang
kekek, gedong rancak, krucilan maupun kreasi baru lainnya.
Mudah-mudahan artikel sejarah tari ngremo dari Jombang,
Jawa Timur ini bisa membuka wawasan Anda untuk mengenal kekayaan budaya
Nusantara lebih baik. Ayo cintai budaya negeri sendiri!
Posted on July 25, 2012 by Agus Siswoyo
trims atas infonya
BalasHapus